02026 2200277 4500001002100000005001700021020002200038035002400060040001200084082001900096084001900115090002300134100001700157245011100174250001100285260002700296300003700323500001100360520127000371650002601641700001801667850001201685990001701697990001701714990001701731YOGYA00000000010666920161227110937.0 a978-979-3381-69-5 0010-061400000000022 aYOPDYOG 2[22]a959.8022 a959.8022 Car A aNUS 959.8022 Car A aCAREY, PETER aAsal-usul perang Jawab: pemberontakan sepoy & lukisan Raden Salehc/ Peter Carey ; editor, Rahmat Widada. aCet. 1 aYogyakartabLKisc2012 axxx, 214 hlm.b: ilus.c; 21 cm. aIndeks aPerang Dipanagara atau yang disebut Perang Jawa (1825-1830), merupakan peristiwa penting dalam sejarah Pulau Jawa. Peristiwa yang ditandai oleh pemisahan dua zaman, yakni zaman ancient regime raja-raja Jawa dan zaman kolonialisme Belanda. Orang Indonesia memandang perang ini sebagai perlawanan besar yang terakhir seorang pangeran terhadap kekuasaan belanda, karena sebaliknya Perang Dipanagara dianggap Belanda perang yang mensahkan kedudukan mereka di Jawa. Pemberontakan Sepoy yang menandai oleh periode sejarah dalam historiografi kolonial disebut interregnum Inggris. Komplotan Sepoy tentara sewaan India dari Inggris menandakan sebuah perlambanan bagi kekuasaan Inggris di India maupun bagi Indonesia serta memunculkan keresahan elite Jawa terhadap meluasnya kekuasaan Barat terhadap jawa. Ia menghasilkan Pemberontakan Dipanagara atau Perang Jawa bagi Belanda. Perang-penguasa Jawa sebenarnya menerima kolonialisme Belanda ini sebab, dengan penerimaan ini, kekuasaan mereka ikut dijamin oleh Belanda. Sebaliknya, makin erat persekutuan Belanda dengan raja makin timbul fraksi-fraksi dalam kraton dan masyarakat yang menentangnya. Disatu pihak kehadiran Belanda mendukung kedudukan raja yang menjadi lebih mutlak , dan di lain pihak ia mengundang perpecahan. aSejarah - Perang Jawa aRahmat Widada aYOPDYOG a7495/PD.2014 a7496/PD.2014 a7497/PD.2014